Back

IHSG Melanjutkan Kenaikan ke 6.985,13 Setelah Libur Panjang, Didorong Penjualan Ritel Indonesia

  • IHSG menunjukkan kinerja positif di hari pertama perdagangan setelah libur panjang.
  • Penjualan Ritel Indonesia bulan Maret 2025 menunjukkan pertumbuhan mengesankan.
  • Emas Antam menunjukkan pemantulan sangat ringan setelah menembus sisi bawah Rp1.900.000.

IHSG bergerak di 6.981,17 naik 2,17% jika dihitung dari penutupan hari perdagangan sebelumnya di hari pertama perdagangan pekan ini setelah libur panjang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka di 6.915,95 dan merayap naik hingga 6.985,13 yang merupakan tertinggi baru Mei dan level tertinggi sejak 7 Februari 2025. Dengan demikian indeks terus melanjutkan pemulihan dari 5.882,60 terendah 2025 yang diraih pada hari pertama perdagangan setelah libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah pada 8 April. Selain itu, indeks semakin dekat untuk memulihkan penurunan yang terjadi selama tahun berjalan. Agar keadaan tersebut terwujud, indeks perlu naik dan bertahan di atas 7.092,43 yang merupakan level pembukaan 2025.

Indeks-indeks saham Indonesia menunjukkan kinerja yang mengesankan. Semua indeks berada di zona hijau dengan kenaikan lebih dari 1%. Indeks INFOBANK15 menunjukkan kenaikan lebih dari 4% jika dibandingkan dengan penutupan hari perdagangan sebelumnya. Saham-saham bank dalam indeks ini memang menunjukkan kinerja yang mengesankan. BNGA memimpin dengan melonjak 5,56%, diikuti oleh bank-bank BUMN seperti BMRI (+5,35%), BBRI (4,95%), dan BBTN (4,78%). Pengecualian terjadi pada PNBN yang turun 5,34% ke 1.230.

Penjualan Ritel Indonesia Didorong oleh Peningkatan Permintaan

IHSG mendapatkan dorongan positif dari data Penjualan Ritel Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia sebelumnya hari ini. Penjualan Ritel Indonesia untuk Maret 2025 menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan sebesar 13,6% pada basis bulanan dari 3,3% pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya permintaan di bulan Ramadan dan menuju hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Peningkatan tersebut berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang.

Selain itu, IHSG tampaknya mengejar optimisme yang ditimbulkan oleh hasil perundingan perdagangan antara delegasi-delegasi Amerika Serikat dan Tiongkok di Swiss pada akhir pekan lalu. Keduanya sepakat untuk menurunkan tarif menjadi 30% untuk barang-barang Tiongkok yang diimpor AS dan tarif 10% pada barang-barang AS yang diimpor Tiongkok selama 90 hari. Setelah hasil tersebut, indeks-indeks di dunia merespon positif, sesuatu yang tidak bisa dilakukan IHSG karena libur untuk memperingati Hari Raya Waisak.

Rupiah berada di 15.559 terhadap Dolar AS, yang melemah 0,30% setelah dibuka di 16.529. Data penjualan ritel Indonesia yang mengesankan juga tidak banyak memberikan dorongan yang berarti untuk mata uang ini. Namun demikian, pasangan mata uang ini dalam waktu dekat akan dipengaruhi oleh sisi Dolar AS karena akan ada data Perumahan dari AS dan pernyataan para pejabat The Fed yang bisa menjadi penggerak jangka pendek.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor berada di 6,904 yang naik 0,69%. Kenaikan imbal hasil mengindikasian bahwa investor menjual obligasi ini dan mencari aset-aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Godaan tersebut diperkuat oleh saham-saham Indonesia yang sebagian besar berada di zona hijau pada hari ini.

Emas Antam Menembus Rp1.900.000

Emas 1 gram Antam hari ini di Rp1.886.000 naik Rp2.000.000 dari Rp1.884.000 pada hari kemarin. Emas Antam pada akhirnya menembus sisi bawah Rp1.900.000 pada hari kemarin. Namun demikian, Antam menunjukkan sedikit pemantulan mengikuti pemantulan dalam XAU/USD pada hari kemarin karena sedikit memudarnya optimisme kesepakatan perdagangan antara AS-Tiongkok. Pasar menantikan apa yang akan terjadi dalam masa gencatan senjata konflik perdagangan yang berlangsung selama 90 hari.

Target sisi atas terdekat IHSG adalah 7.092,43 yang merupakan pembukaan tahun 2025 untuk memulihkan seluruh penurunan yang terjadi selama tahun berjalan. Di atasnya, 7.324,62 yang merupakan tertinggi 2025 yang diraih pada 23 Januari menanti untuk ditembus. Jika level tersebut ditembus, itu berarti IHSG mencatatkan tertinggi baru 2025.

Namun jika IHSG tidak bisa mempertahankan kenaikan dan berbalik arah, 6.811,73 (terendah 9 Mei 2025) bisa menjadi penopang pertama dan 6.707,27 (titik tembus lower high). Dalam kasus kedua area tersebut tidak bisa bertahan, indeks terekspos ke 6.000 (level psikologis, angka bulat) dan melanjutkan tren bearish jangka panjang indek.

Grafik Harian IHSG

Prakiraan Harga NZD/USD: Naik Mendekati 0,5950 setelah Menembus di Atas EMA Sembilan Hari

Pasangan mata uang NZD/USD mempertahankan kenaikan setelah mencatat kenaikan sekitar 1,50% di sesi sebelumnya, diperdagangkan di sekitar 0,5940 selama perdagangan sesi Eropa pada hari Rabu. Analisis teknis grafik harian menunjukkan sikap netral, karena pasangan mata uang ini terus berkonsolidasi dalam kisaran persegi panjang.
Read more Previous

Pejabat ECB, Nagel: Keputusan suku bunga bulan Juni akan Bergantung pada Data yang Masuk

Pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Presiden Bundesbank, Joachim Nagel, mengatakan pada hari Rabu bahwa keputusan suku bunga bulan Juni akan bergantung pada data yang masuk
Read more Next