Back

USD/IDR Bergerak Lebih Tinggi, Seret Rupiah ke 16.400 per Dolar AS, Tunggu PCE AS sebelum Akhir Pekan

  • Rupiah Indonesia melemah hingga mencapai level 16.400 per Dolar AS sejauh ini.
  • Dolar AS melemah setelah Indeks Keyakinan Konsumen AS bulan Februari di terendah dalam dua setengah tahun terakhir.
  • Presiden The Fed Bank of Richmond memprediksi PCE AS akan turun lagi.

Rupiah Indonesia (IDR) menyentuh level 16.400 per Dolar AS pada perdagangan sesi Asia siang ini di hari Rabu. Pada perdagangan hari Selasa, kemarin, pasangan mata uang USD/IDR ditutup di 16.336 setelah Rupiah mendapatkan dorongan akibat arus keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia. Rupiah belum mampu bangkit meskipun Dolar AS melemah setelah data Keyakinan Konsumen AS yang dirilis semalam suram.

Tim Riset Bank Danamon, menyebutkan bahwa Rupiah diprakirakan akan diperdagangkan dalam kisaran 16.330-16.400 pada hari ini. Kemudian mereka menambahkan bahwa imbal hasil obligasi 5 tahun dan 10 tahun naik sekitar 14 bp setelah para investor asing melakukan aksi profit taking. Pelemahan yang terjadi di pasar obligasi dalam negeri juga didorong oleh sentimen risk off di pasar obligasi Amerika Serikat dan melonjaknya permintaan akan safe haven USD.

Rilis data terbaru dari AS menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence Index) di bulan Februari turun ke 98,3, lebih rendah dari 105,3 yang tercatat di bulan Januari – penurunan terbesar dalam dua setengah tahun terakhir. Penurunan ini memicu kekhawatiran di kalangan para investor dan menekan Dolar AS, hingga ke 106,30-an setelah data tersebut dirilis.

Para investor akan memantau laporan Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) yang akan dirilis pada hari Jumat minggu ini, pukul 13:30 GMT (20:30 WIB). Laporan PCE ini akan memberikan gambaran terkait tren belanja konsumen, yang pada gilirannya akan memberikan wawasan tentang kesehatan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, laporan PCE juga akan mempengaruhi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve di masa depan.

Presiden Federal Reserve (The Fed) Bank of Richmond, Thomas Barkin, memprediksi bahwa PCE akan turun lagi. Prakiraan tersebut menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya The Fed untuk mengendalikan inflasi. Meskipun Barkin memiliki pandangan yang umumnya optimis, ia menekankan pentingnya pendekatan "tunggu dan lihat" di tengah adanya ketidakpastian kebijakan terkait tarif dagang AS.

Indikator Ekonomi

Belanja Konsumsi Perorangan - Indeks Harga (Bln/Bln)

Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE), yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi AS setiap bulan, mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen di Amerika Serikat (AS). Angka MoM membandingkan harga pada bulan referensi dengan bulan sebelumnya. Perubahan harga dapat menyebabkan konsumen beralih dari membeli satu barang ke barang lain dan Deflator PCE dapat memperhitungkan substitusi tersebut. Hal ini menjadikannya ukuran inflasi yang disukai oleh Federal Reserve. Secara umum, pembacaan yang tinggi adalah bullish bagi Dolar AS (USD), sedangkan pembacaan yang rendah adalah bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Feb 28, 2025 13.30

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 0.3%

Sebelumnya: 0.3%

Sumber: US Bureau of Economic Analysis

Leading Economic Index Jepang Desember di Bawah Prakiraan 108.9: Aktual (108.3)

Leading Economic Index Jepang Desember di Bawah Prakiraan 108.9: Aktual (108.3)
Read more Previous

Prakiraan Harga Dolar AS: Tetap Terbatasi di Bawah EMA 100 Periode Dekat 106,50

Indeks Dolar AS (DXY) rebound ke sekitar 106,50 selama sesi Eropa awal pada hari Rabu
Read more Next